PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, persaingan sudah beralih dari perebutan pangsa pasar (market share) menuju
perebutan pangsa peluang (opportunity share). Dalam kaitan ini, Ginting (2008) mengutip pernyataan
Hamel dan Prahalad (1993) yang mengungkapkan bahwa adanya dua aspek alasan yang menyebabkan
suatu organisasi bisnis gagal bersaing. Pertama, banyak organisasi yang gagal untuk ke luar dari
kungkungan masa lampau (escape from the past), yakni kemampuan meninggalkan paradigma lama
dalam menyiasati strategi bisnis saat ini. Kedua, banyak organisasi yang gagal pula untuk
memprediksi masa depan (invent the future), yakni menciptakan masa depan dengan proses
pembelajaran kolektif (collective learning) yang mampu mengintegrasikan kompetensi inti yang
bersifat sangat unik atau distinctive, baik intra maupun antarperusahaan (distinctive core
competencies). Yang terakhir ini sangat berguna untuk merebut opportunity share.
Globalisasi menjadi sebuah tantangan bagi semua perusahaan yang ingin masuk ke pasar
global. Karena dengan adanya globalisasi, perusahaan dituntut untuk menerapkan strategi pemasaran
global sehingga akan berdampak pada keunggulan bersaing di pasar lokal, yaitu pasar tempat produk
perusahaan dipasarkan. Namun demikian, setiap negara memiliki karakteristik yang beragam sehingga
perusahaan harus pula mengamati permintaan pasar lokal terhadap produk yang dijual. Dengan adanya
permintaan yang memiliki karakteristik berbeda, maka penerapan strategi pemasaran global yang
sesuai dengan kondisi pasar diperlukan. Pendekatan strategi ini dikenal dengan adaptation marketing
strategy.
Terkait dengan globalisasi tersebut, permasalahan yang muncul adalah banyak perusahaan
Indonesia yang belum cukup mampu menghadapi persaingan di pasar global. Pada akhirnya, Indonesia
hanya dijadikan target pasar bagi perusahaan-perusahaan asing. Sebagai salah satu contohnya adalah
pasar otomotif, semua industri otomotif kelas dunia telah hadir di Indonesia dan menikmati
keuntungan yang besar. Demikian halnya dengan pasar elektronik telah dikuasai perusahaan asal
Jepang, Korea, dan Cina. Lalu bagaimana dengan perusahaan Indonesia? Apakah perusahaan
Indonesia telah cukup mampu menghadapi masuknya perusahaan-perusahaan asing di pasar
Indonesia? Bagaimana strategi pemasaran yang harus dilakukan agar produk yang dipasarkan sesuai
dengan target pasar masyarakat Indonesia?
TEORI
B. Pengertian Globalisasi
Pengertian globalisasi seperti yang disampaikan oleh Larsson (2001) adalah sebuah proses
penyusutan dunia, yang di dalamnya jarak semakin pendek dan hal-hal bergerak lebih dekat. Selain
itu, globalisasi juga terkait dengan kemudahan yang semakin meningkat; bahwa seseorang di belahan
dunia lain dapat berinteraksi saling menguntungkan, dengan seseorang di belahan lain dunia.
Al-Rodhan (2006) mengungkapkan bahwa globalisasi bukanlah konsep tunggal yang dapat didefinisikan dan mencakup dalam jangka waktu yang ditetapkan, juga bukan sebuah proses yang dapat didefinisikan secara jelas dengan awal dan akhir. Selain itu, tidak dapat diuraikan di atas dengan pasti dan dapat diterapkan pada semua orang dan dalam segala situasi. Globalisasi melibatkan integrasi ekonomi, transfer kebijakan lintas batas, transmisi pengetahuan, stabilitas budaya, reproduksi, hubungan, dan wacana kekuasaan, yang merupakan sebuah proses global, sebuah konsep, sebuah revolusi, dan suatu usaha dari pasar global bebas dari kontrol sosial politik. Yucel, et.al. (2009) mengungkapkan bahwa globalisasi meliputi tujuah dimensi sebagai berikut: ekonomi, yaitu globalisasi yang terkait dengan perdagangan, uang, perusahaan, perbankan, dan permodalan; politik, yaitu globalisasi yang terkait dengan ilmu pengetahuan, pemerintahan, perang, perdamaian, IGOs (Intergovernmental organizations), LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), dan rezim; sosiologi, yaitu globalisasi yang meliputi komunitas masyarakat, konflik, sosial, dan keagamaan; psikologi, yaitu globalisasi yang terkait dengan individu sebagai subjek dan objek dari aksi global; antropologibudaya, yaitu globalisasi yang bertumpu pada perubahan kultur budaya lokal akibat perkembangan budaya global; komunikasi-informasi, yaitu globalisasi komunikasi dan informasi yang memudahkan dan mempercepat pengetahuan dan informasi dengan adanya perkembangan teknologi komunikasi dan telekomunikasi; dan geografi, yaitu globalisasi yang mengarah pada perluasan geografi wilayah.
Berdasarkan kedua sumber tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa globalisasi merupakan sebuah proses perubahan yang melibatkan bidang politik, ekonomi, sosial-budaya, geografi, dan teknologi yang mampu mengintegrasikan keseluruhan belahan wilayah dunia sehingga memperpendek dan mempersingkat jarak dan waktu. Selain itu, menurut Ginting (2008) dengan mengutip pernyataan Sachs (1998) yang mempertanyakan empat hal pokok dalam mengungkap dan memecahkan misteri seputar globalisasi, yaitu: pertama, apakah globalisasi dapat mendongkrak perekonomian dunia secara lebih cepat, mengingat empat per lima penduduk dunia (sekitar 4,5 miliar orang) masih tinggal di negara-negara berkembang. Ataukah globalisasi justru akan meruntuhkan perekonomian dunia semakin terpuruk.
C. Strategi Pemasaran Global
Seperti yang diungkapkan oleh Viswanathan dan Dickson (2006) bahwa strategi pemasaran global meliputi dua pendekatan yaitu strategi pemasaran standar dan strategi pemasaran yang disesuaikan dengan kondisi negara tempat bisnis perusahaan dipasarkan (Standardization and adaptation of marketing strategies). Strategi pemasaran dengan pendekatan standar lebih menekankan pada pasar global yang memiliki sifat pelanggan yang homogen (consumer homogeneity). Strategi ini menekankan perusahaan untuk dapat memasarkan produk dan layanan yang sama di seluruh dunia dengan menggunakan identik strategi dengan biaya yang lebih rendah dan margin yang lebih tinggi. Hal yang sama dikemukan oleh Levitt (1983) bahwa perusahaan multinasional yang memiliki pasar global akan lebih kompetitif bila mereka mampu menawarkan produk-produk global yang standar secara fungsional, dapat diandalkan, dan berbiaya rendah. Beberapa perusahaan yang lebih menekankan kepada preferensi konsumen akan dibingungkan oleh perilaku konsumen yang selalu berubah-ubah sehingga menjadi sulit dalam pengambilan keputusan. Perusahaan global akan mencapai sukses dalam jangka panjang jika ia mampu berkonsentrasi pada pasar yang konsumen inginkan daripada menggarap pasar yang konsumen pikirkan secara detail. Menurut Levitt (1983), perusahaan global merupakan perusahaan yang mampu menjual dengan biaya relatif rendah di seluruh dunia dengan satu kesatuan strategi.
Pergeseran dalam persaingan global telah mendorong bagi semua produk-produk global untuk
bersaing di pasar global. Perusahaan mau tidak mau dipaksa untuk masuk pasar global. Perusahaan
yang tidak berhasil menghadapi pasar global akan tersingkir dengan sendirinya. Hal ini terjadi di
Indonesia. Banyak produk global yang masuk ke Indonesia dan sukses menguasai pasar Indonesia. Di
industri makanan muncul nama-nama resotaran cepat saji yaitu KFC dan McDonalds, di industri
elektronika dan telekomunikasi mucul produk-produk Blackberry, Samsung, dan Nokia, sedangkan di
industri otomotif terdapat dua pemain besar yaitu Toyota dan Suzuki.
Keberhasilan perusahaan-perusahaan global di pasar Indonesia karena kemampuan mereka dalam mengemas strategi pemasaran global yang disesuaikan dengan pasar Indonesia. Secara politik, ekonomi, sosial-budaya, geografis dan teknologi, kondisi pasar Indonesia memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan dengan negara lain. Dengan demikian, perusahaan-perusahaan global akan sukses bersaing di Indonesia jika mereka mampu mengemas strategi pemasaran global yang disesuaikan dengan karakteristik masyarakat Indonesia. Strategi pemasaran global yang cocok diterapkan di pasar Indonesia adalah penggabungan antara adaptation of marketing strategies dan standard marketing strategy.
Saran
Banyak perusahaan multinasional yang menguasai pasar Indonesia, sehingga pada akhirnya Indonesia hanya dijadikan target pasar bagi perusahaan multinasional. Di sisi lain, banyak perusahaan papan atas Indonesia kurang berminat mengembangkan pasar global di negara lain, bahkan di dalam negeri pun perusahaan-perusahaan tersebut kurang mampu bersaing di pasar Indonesia. Pemerintah memiliki peran dalam membangun keunggulan kompetitif bagi produk-produk andalan suatu negara, karena pemerintah sebagai pengatur kebijakan. Sehingga dengan perannya, pemerintah dapat menciptakan sebuah keadaan yang memungkinkan dan kondusif untuk berjalannya suatu proses bisnis, baik itu bisnis untuk pasar lokal, regional, maupun global. Peran pemerintah dapat diwujudkan melalui penciptaan stabilitas politik di suatu negara akan mendorong tercipta iklim usaha yang kompetitif dan pertumbuhan perusahaan nasional dalam menghadapi persaingan global.
Al-Rodhan (2006) mengungkapkan bahwa globalisasi bukanlah konsep tunggal yang dapat didefinisikan dan mencakup dalam jangka waktu yang ditetapkan, juga bukan sebuah proses yang dapat didefinisikan secara jelas dengan awal dan akhir. Selain itu, tidak dapat diuraikan di atas dengan pasti dan dapat diterapkan pada semua orang dan dalam segala situasi. Globalisasi melibatkan integrasi ekonomi, transfer kebijakan lintas batas, transmisi pengetahuan, stabilitas budaya, reproduksi, hubungan, dan wacana kekuasaan, yang merupakan sebuah proses global, sebuah konsep, sebuah revolusi, dan suatu usaha dari pasar global bebas dari kontrol sosial politik. Yucel, et.al. (2009) mengungkapkan bahwa globalisasi meliputi tujuah dimensi sebagai berikut: ekonomi, yaitu globalisasi yang terkait dengan perdagangan, uang, perusahaan, perbankan, dan permodalan; politik, yaitu globalisasi yang terkait dengan ilmu pengetahuan, pemerintahan, perang, perdamaian, IGOs (Intergovernmental organizations), LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), dan rezim; sosiologi, yaitu globalisasi yang meliputi komunitas masyarakat, konflik, sosial, dan keagamaan; psikologi, yaitu globalisasi yang terkait dengan individu sebagai subjek dan objek dari aksi global; antropologibudaya, yaitu globalisasi yang bertumpu pada perubahan kultur budaya lokal akibat perkembangan budaya global; komunikasi-informasi, yaitu globalisasi komunikasi dan informasi yang memudahkan dan mempercepat pengetahuan dan informasi dengan adanya perkembangan teknologi komunikasi dan telekomunikasi; dan geografi, yaitu globalisasi yang mengarah pada perluasan geografi wilayah.
Berdasarkan kedua sumber tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa globalisasi merupakan sebuah proses perubahan yang melibatkan bidang politik, ekonomi, sosial-budaya, geografi, dan teknologi yang mampu mengintegrasikan keseluruhan belahan wilayah dunia sehingga memperpendek dan mempersingkat jarak dan waktu. Selain itu, menurut Ginting (2008) dengan mengutip pernyataan Sachs (1998) yang mempertanyakan empat hal pokok dalam mengungkap dan memecahkan misteri seputar globalisasi, yaitu: pertama, apakah globalisasi dapat mendongkrak perekonomian dunia secara lebih cepat, mengingat empat per lima penduduk dunia (sekitar 4,5 miliar orang) masih tinggal di negara-negara berkembang. Ataukah globalisasi justru akan meruntuhkan perekonomian dunia semakin terpuruk.
C. Strategi Pemasaran Global
Seperti yang diungkapkan oleh Viswanathan dan Dickson (2006) bahwa strategi pemasaran global meliputi dua pendekatan yaitu strategi pemasaran standar dan strategi pemasaran yang disesuaikan dengan kondisi negara tempat bisnis perusahaan dipasarkan (Standardization and adaptation of marketing strategies). Strategi pemasaran dengan pendekatan standar lebih menekankan pada pasar global yang memiliki sifat pelanggan yang homogen (consumer homogeneity). Strategi ini menekankan perusahaan untuk dapat memasarkan produk dan layanan yang sama di seluruh dunia dengan menggunakan identik strategi dengan biaya yang lebih rendah dan margin yang lebih tinggi. Hal yang sama dikemukan oleh Levitt (1983) bahwa perusahaan multinasional yang memiliki pasar global akan lebih kompetitif bila mereka mampu menawarkan produk-produk global yang standar secara fungsional, dapat diandalkan, dan berbiaya rendah. Beberapa perusahaan yang lebih menekankan kepada preferensi konsumen akan dibingungkan oleh perilaku konsumen yang selalu berubah-ubah sehingga menjadi sulit dalam pengambilan keputusan. Perusahaan global akan mencapai sukses dalam jangka panjang jika ia mampu berkonsentrasi pada pasar yang konsumen inginkan daripada menggarap pasar yang konsumen pikirkan secara detail. Menurut Levitt (1983), perusahaan global merupakan perusahaan yang mampu menjual dengan biaya relatif rendah di seluruh dunia dengan satu kesatuan strategi.
ANALISIS
Keberhasilan perusahaan-perusahaan global di pasar Indonesia karena kemampuan mereka dalam mengemas strategi pemasaran global yang disesuaikan dengan pasar Indonesia. Secara politik, ekonomi, sosial-budaya, geografis dan teknologi, kondisi pasar Indonesia memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan dengan negara lain. Dengan demikian, perusahaan-perusahaan global akan sukses bersaing di Indonesia jika mereka mampu mengemas strategi pemasaran global yang disesuaikan dengan karakteristik masyarakat Indonesia. Strategi pemasaran global yang cocok diterapkan di pasar Indonesia adalah penggabungan antara adaptation of marketing strategies dan standard marketing strategy.
Saran
Banyak perusahaan multinasional yang menguasai pasar Indonesia, sehingga pada akhirnya Indonesia hanya dijadikan target pasar bagi perusahaan multinasional. Di sisi lain, banyak perusahaan papan atas Indonesia kurang berminat mengembangkan pasar global di negara lain, bahkan di dalam negeri pun perusahaan-perusahaan tersebut kurang mampu bersaing di pasar Indonesia. Pemerintah memiliki peran dalam membangun keunggulan kompetitif bagi produk-produk andalan suatu negara, karena pemerintah sebagai pengatur kebijakan. Sehingga dengan perannya, pemerintah dapat menciptakan sebuah keadaan yang memungkinkan dan kondusif untuk berjalannya suatu proses bisnis, baik itu bisnis untuk pasar lokal, regional, maupun global. Peran pemerintah dapat diwujudkan melalui penciptaan stabilitas politik di suatu negara akan mendorong tercipta iklim usaha yang kompetitif dan pertumbuhan perusahaan nasional dalam menghadapi persaingan global.
REFERENSI
Freddy Simbolon. 2013. Strategi Pemasaran Global di Pasar Indonesia. Vol. 4 No. 1
Al-Rodhan, Nayef R.F. (2006). Definitions of Globalization: A Comprehensive Overview and Proposed Definition. Geneva: Ambassador Gérard Stoudmann, Geneva Centre for Security
Policy.
Ginting, P. (2008), Mencermati Misteri Globalisasi: Menata Ulang Strategi Pemasaran Pariwisata
Indonesia dengan Tourism Satisfaction (Toursat) Approch, Pidato Pengukuhan Guru Besar
Tetap dalam Bidang Manajemen Pemasaran pada Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Larsson, T. (2001). The Race to the Top: The Real Story of Globalization. U.S.: Cato Institute.
Levitt, T. (1983). The Globalization of Markets. Harvard Business Review, (May-June), pp. 92-102.
Viswanathan, N.K. and Dickson, P.R. (2006). The Fundamental of Standardizing Global Marketing
Strategies. International Marketing Review. Vol 24, No.1, pp. 46-63.
Yücel, R., Elibol, H. and Dağdelen, O. (2009). Globalization and International Marketing Ethics
Problems. International Research Journal of Finance and Economics. Issue 26, pp. 93-104.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar